Salahuddin Al-Ayyubi dan Pembebasan Yerusalem di Bulan Ramadhan

Ali Zain Aljufri - Pada suatu malam yang tenang di bulan Ramadhan tahun 1187 Masehi, Salahuddin Al-Ayyubi berdiri di atas bukit yang menghadap kota suci Yerusalem. Cahaya bulan memantul di atas kubah-kubah emas, sementara di kejauhan terdengar lantunan do’a dari para prajuritnya yang bersiap untuk momen bersejarah: pembebasan Yerusalem dari cengkeraman Tentara Salib.
1. Latar Belakang Sejarah
![]() |
Ilustrasi: Perang Salib pada zaman Salahuddin Al-Ayyubi |
Setelah kemenangan gemilang dalam Pertempuran Hattin pada 4 Juli 1187, di mana pasukan Muslim berhasil mengalahkan Tentara Salib, jalan menuju Yerusalem terbuka lebar. Kemenangan ini tidak hanya menghancurkan kekuatan militer Tentara Salib, tetapi juga meningkatkan moral pasukan Muslim untuk merebut kembali kota suci yang telah berada di bawah kendali Tentara Salib selama hampir 88 tahun.
2. Pengepungan Yerusalem
![]() |
Ilustrasi: Pengepungan kota Yerusalem |
Pengepungan Yerusalem dimulai pada 20 September 1187. Salahuddin memimpin pasukannya mengepung kota dengan strategi yang cermat, memastikan suplai makanan dan air terputus untuk melemahkan pertahanan musuh. Setelah 12 hari pengepungan, pada 2 Oktober 1187, kota Yerusalem menyerah tanpa perlawanan berarti. Balian dari Ibelin, pemimpin pertahanan kota, menyerahkan Yerusalem kepada Salahuddin. Berbeda dengan penaklukan sebelumnya oleh Tentara Salib yang diwarnai dengan pembantaian, Salahuddin menunjukkan sikap toleransi dan belas kasih. Penduduk Kristen diizinkan meninggalkan kota dengan aman, dan tempat-tempat suci dijaga serta dihormati.¹
3. Peran Ramadhan dalam Pembebasan
![]() |
Ilustrasi: Pasukan Salahuddin Al-Ayyubi |
Pembebasan Yerusalem terjadi pada bulan Ramadhan, bulan suci bagi umat Islam yang dikenal sebagai waktu untuk meningkatkan ibadah, refleksi diri, dan pengorbanan. Momentum spiritual ini memberikan semangat tambahan bagi pasukan Muslim dalam perjuangan mereka. Selain itu, nilai-nilai Ramadhan seperti kesabaran, disiplin dan persatuan menjadi landasan moral yang memperkuat tekad mereka dalam menghadapi tantangan.
4. Dampak dan Warisan
![]() |
Ilustrasi: Warisan dari Salahuddin Al-Ayyubi |
Kembalinya Yerusalem ke tangan Muslim memiliki dampak signifikan dalam sejarah. Peristiwa ini tidak hanya mengubah peta politik di Timur Tengah, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan kekuatan umat Islam. Sikap ksatria dan toleransi yang ditunjukkan oleh Salahuddin Al-Ayyubi meninggalkan warisan abadi tentang pentingnya kemanusiaan dan penghormatan antar umat beragama.
5. Kesimpulan
Pembebasan Yerusalem oleh Salahuddin Al-Ayyubi pada bulan Ramadhan 1187 adalah contoh nyata bagaimana kepemimpinan yang bijaksana, strategi militer yang cerdas dan nilai-nilai spiritual dapat bersatu untuk mencapai tujuan mulia. Peristiwa ini mengajarkan kita tentang pentingnya persatuan, toleransi, dan komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam menghadapi tantangan.
Pertanyaan untuk Pembaca: Bagaimana nilai-nilai yang ditunjukkan oleh Salahuddin Al-Ayyubi dalam pembebasan Yerusalem dapat diaplikasikan dalam upaya menciptakan perdamaian dan toleransi di dunia modern saat ini?
Post a Comment