Sobat dimanapun anda berada, pada kesempatan kali ini saya akan coba mengulas pengalaman saya seputar “Kiat Sukses Menabung”. Jujur saja Sobat, sejak kecil saya sudah dibiasakan oleh Ibu saya untuk menabung. Saya masih ingat pesan beliau bahwa dengan menabung, kita telah menjadi orang yang bersyukur atas nikmat dan karunia Robbal ‘Alamiin.
Menabung itu sebenarnya tidak susah dan tidak juga gampang. Semua tergantung dari prospek apa yang akan kita lakukan dari kebiasaan menabung tadi. Dulu saat saya masih usia anak-anak, keinginan saya menabung itu didasari pada kesukaan saya mengoleksi mainan. Alhamdulillah, berbagai jenis mainan itu banyak yang sudah saya miliki. Semua ini berkat pendidikan Ibu kepada saya.
Pertama kali saya menabung adalah usia 4 tahun. Saat itu kebetulan kondisi keluarga saya bisa dibilang tidak senyaman sekarang ini. Jangankan untuk membelikan susu bagi saya, untuk membelikan celengan saja Abah tak mampu. Sehingga dengan inisiatif yang dimiliki, Abah membuatkan saya sebuah celengan dari bambu yang ditutup oleh ban karet. Nah, dari sini kemudian saya mulai kenal dengan metode “Menabung Melalui Celengan.”
Dari uang jajan dan uang saku yang diberikan oleh Abah dan Ibu, saya selalu berusaha menyisihkan sebagian untuk disimpan. Sesuai dengan pepatah:
“Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.”
Saya merasakan manfaatnya. Apa yang ingin saya beli, Alhamdulillah terpenuhi berkat pola hidup yang gemar menabung.
Mulai Menabung di Bank
Awal mulanya saya mulai menabung di Bank adalah di usia 7 tahun. Saat itu ada sebuah Bank Perkreditan Daerah di Kota saya (Bojonegoro) yang menyediakan layanan menabung dengan celengan. Sistem menabung dengan celengan ini adalah kita sebagai seorang nasabah akan diberikan sebuah celengan (bentuknya mirip kotak Amal) yang digembok. Nah, kunci dari gembok celengan tadi dibawa oleh pihak Bank dan akan dibuka apabila kita menyetorkan hasil menabung kita per bulan atau saat kita akan mengambil hasil keseluruhan saldo yang kita miliki.
Lantas apa saja persyaratannya saat itu? Kita hanya dimintai uang setoran awal sebesar Rp 5.000 saat itu. Lalu, kita diberi celengan yang sudah digembok tadi. Nah, tiap bulan (dihitung tanggal awal kita menabung) kita harus menyetorkan hasil menabung kita tadi ke Bank.
Apa saja keistimewaannya? Selain tanpa bunga dan tanpa potongan biaya, uang yang kita tabung lebih terjamin. Selain itu saya yang masih usia SD sudah termotivasi untuk terus menabung demi masa depan saya.
Bagaimana Sobat? Banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh dari perilaku dan kebiasaan menabung yang dimulai sejak kecil. Lalu pertanyaannya bagaimana dengan sanda yang sudah usia remaja atau dewasa ini? Apakah terlambat bagi anda untuk menabung? Tidak. Dalam manajemen tidak ada kata terlambat dan kata terlalu cepat. Semua itu tergantung dari proses kesadaran mengatur pengeluaran dan pemasukan anda. Apabila pengeluaran lebih banyak dari pemasukan, berarti anda rugi. Sebaliknya, apabila pemasukan lebih banyak dari pengeluaran maka anda dikatakan untung.
Demikian sobat catatan inspirasi dari saya untuk anda semua, semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk menantikan saya pada tulisan berikutnya!